KRPL (Kawasan Rumah Pangan Lestari) merupakan program nasional berbasis pemanfaatan sumberdaya pekarangan dengan melibatkan ibu rumah tangga yang tergabung dalam PKK sebagai pelaksanya. Keterlibatan ibu-ibu di desa Pulosari kecamatan Ngunut dalam program ini merupakan poin tersendiri dimana mereka mau dan menjadi mampu dalam bercocoktanam sayuran, buah-buah, berbudidaya ikan lele serta beternak ayam.
Pada tanggal 26 Mei 2012 kegiatan KRPL desa Pulosari dikunjungi oleh Tim Monitoring dan Evaluasi dari BKPP propinsi Jawa Timur. Monitoring dan evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat kegiatan yang telah dijalankan selama ini serta pengecekan terhadap bantuan yang telah diterima berupa benih, bibit, ternak,bahan-bahan untuk kandang, green house serta kelengkapan untuk bercocok tanam misalnya selang air, polybag dll.
Dalam kesempatan tersebut, pak Yudo sebagai salah satu rombongan tim dari propinsi berpesan bahwa KRPL haruslah merupakan kawasan yang tetap dilestarikan dalam arti tidak hanya hari ini menanam besok dibiarkan tetapi secara terus-menerus ibu-ibu telaten dalam merawat tanaman dan ternaknya. Selain itu beliau juga berharap agar dengan pemanfaatan pekarangan bisa terwujud ketahanan pangan. Melonjaknya harga cabe misalnya bukan merupakan masalah bagi ibu-ibu jika mau menanam cabe di pekarangan masing-masing. Harapan ini juga tersirat dari antusias para ibu yang sempat melontarkan beberapa pertanyaan saat berdiskusi dalam kesempatan tersebut.
Monitoring evaluasi juga dimaksudkan untuk memeriksa kelengkapan administrasi / pembukuan sebagai dokumentasi kegiatan di lapangan. Pembukuan dibuat guna pembelajaran bagi Ibu-ibu agar melakukan kegiatan bisa dipertanggungjawabkan / akuntable. Tim juga memberikan pembanding desa lain yang telah sukses dalam melaksanakan KRPL yaitu salah satu desa di daerah Pacitan, dimana desa tersebut dikunjungi presiden. Tidak menutup kemungkinan desa Pulosari juga akan mengikuti jejak desa-desa lain yang telah sukses. Dukungan masyarakat dan ketekunan ibu-ibu merupakan upaya untuk sukses dengan motto KRPL : Belanja hemat, keluarga sehat, masyarakat hebat.
Selasa, 29 Mei 2012
DEMFARM SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN BAGI PETANI DESA PULOSARI
Petani bagai anak panah yang siap dilepaskan dari busurnya, demikian pepatah mengatakan jika program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang telah dicanangkan pemerintah akan diwujudkan. Bukan sebuah mimpi dan isapan jempol sematan manakala swasembada beras berkesinambungan akan tercapai.
Jerih payah petani bukan hanya sekedar menuai hasil dari pengalaman nenek moyang mereka yang juga berprofesi sebagai petani konvensional. Anak panah perlu diasah terlebih dahulu sebelum diluncurkan dari busurnya agar tajam dan pada sasarannya kelak benar-benar menancap. Pepatah itu identik dengan pembekalan bagi petani-petani kita yang merupakan sokoguru bangsa serta pahlawan-pahlawan swasembada beras nasional.
Seiring dengan program-program yang telah digodog pemerintah, tentunya oleh para pemikir-pemikir bangsa ini program-program bermunculan. Program yang bertujuan memberikan pembekalan bagi petani khususnya petani padi dalam rangka mendukung P2BN. Teknologi spesifik lokasi yang bisa menjadi pilihan bagi para petani dalam berkarya meski hanya di sawah bergelut dengan cangkul dan lumpur.
Salah satu upaya nyata dalam menerapkan teknologi budidaya tanaman padi spesifik lokasi melalui teknologi dasar yaitu penggunaan varietas unggul bermutu dan bersertifikat, melakukan perlakuan benih sebelum ditanam, penambahan bahan organik tanah, pemupukan sesuai kebutuhan tanaman serta pemberantasan hama secara terpadu sesuai sasaran. Disamping itu petani bisa menerapkan teknologi pilihan yaitu pengelolaan populasi tanaman dengan jajar legowo maupun larikan, menanam bibit umur muda (2 minggu), penerapan irigasi berselang, penambahan pupuk cair dan ZPT serta pengelolaan panen dan pasca panen secara tepat dan benar.
Desa Pulosari merupakan salah satu desa di kecamatan Ngunut yang berpotensi dalam produksi beras, dimana petani sebagai pelaku usaha perlu ditingkatkan dalam hal pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Praktek nyata dalam mewujudkan keberhasilan program pemerintah salah satunya adalah membuat petak percontohan yang dikelola oleh petani sebagai demonstrator dan penyuluh pertanian sebagai pendamping yang seiring mempraktekan teknologi dalam budidaya padi. Sistem taman jajarlegowo
Petak percontohan tersebut yang disebut DEMFARM atau demonstrasi farming seluas 1,5 Ha bisa mewakili luasan sawah 25 Ha. Hasil panen yang nantinya diubin untuk mengetahui hasil padi bisa dikonversi untuk penghitungan luasan sampai 25 Ha. Demfarm selain sebagai wujud dari upaya pemerintah untuk mendukung P2BN juga sebagai sarana pembelajaran bagi petani desa Pulosari. Petani lain disekitar demfarm dapat melihat hasil nyata yang bisa dipraktekan di lahan masing-masing.
Jerih payah petani bukan hanya sekedar menuai hasil dari pengalaman nenek moyang mereka yang juga berprofesi sebagai petani konvensional. Anak panah perlu diasah terlebih dahulu sebelum diluncurkan dari busurnya agar tajam dan pada sasarannya kelak benar-benar menancap. Pepatah itu identik dengan pembekalan bagi petani-petani kita yang merupakan sokoguru bangsa serta pahlawan-pahlawan swasembada beras nasional.
Seiring dengan program-program yang telah digodog pemerintah, tentunya oleh para pemikir-pemikir bangsa ini program-program bermunculan. Program yang bertujuan memberikan pembekalan bagi petani khususnya petani padi dalam rangka mendukung P2BN. Teknologi spesifik lokasi yang bisa menjadi pilihan bagi para petani dalam berkarya meski hanya di sawah bergelut dengan cangkul dan lumpur.
Salah satu upaya nyata dalam menerapkan teknologi budidaya tanaman padi spesifik lokasi melalui teknologi dasar yaitu penggunaan varietas unggul bermutu dan bersertifikat, melakukan perlakuan benih sebelum ditanam, penambahan bahan organik tanah, pemupukan sesuai kebutuhan tanaman serta pemberantasan hama secara terpadu sesuai sasaran. Disamping itu petani bisa menerapkan teknologi pilihan yaitu pengelolaan populasi tanaman dengan jajar legowo maupun larikan, menanam bibit umur muda (2 minggu), penerapan irigasi berselang, penambahan pupuk cair dan ZPT serta pengelolaan panen dan pasca panen secara tepat dan benar.
Desa Pulosari merupakan salah satu desa di kecamatan Ngunut yang berpotensi dalam produksi beras, dimana petani sebagai pelaku usaha perlu ditingkatkan dalam hal pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Praktek nyata dalam mewujudkan keberhasilan program pemerintah salah satunya adalah membuat petak percontohan yang dikelola oleh petani sebagai demonstrator dan penyuluh pertanian sebagai pendamping yang seiring mempraktekan teknologi dalam budidaya padi. Sistem taman jajarlegowo
Petak percontohan tersebut yang disebut DEMFARM atau demonstrasi farming seluas 1,5 Ha bisa mewakili luasan sawah 25 Ha. Hasil panen yang nantinya diubin untuk mengetahui hasil padi bisa dikonversi untuk penghitungan luasan sampai 25 Ha. Demfarm selain sebagai wujud dari upaya pemerintah untuk mendukung P2BN juga sebagai sarana pembelajaran bagi petani desa Pulosari. Petani lain disekitar demfarm dapat melihat hasil nyata yang bisa dipraktekan di lahan masing-masing.
Langganan:
Postingan (Atom)