Senin, 18 Januari 2021

SOSIALISASI DEM PEMANFAATAN PEKARANGAN BPP

 


Pada hari Kamis 7 Januari 2021 telah dilaksanakan sosialisasi dem pemanfaatan pekarangan di BPP Kecamatan Ngunut. Dalam acara sosialisasi sekaligus musyawarah ini dihadiri oleh perwakilan masing-masing gapoktan desa se Kecamatan Ngunut dan para penyuluh se BPP kecamatan Ngunut.

Dalam pertemuan ini sebagai pembuka wawasan maksud dan tujuan disampaikan Koordinator BPP bahwa pangan sebagai kebutuhan dasar dalam masa pandemi dengan keterbatasan mobilitas masyarakat tetap sangat dibutuhkan masyarakat. Masa pandemi Covid-19 merupakan tantangan BPP sebagai ujung tombak penyampai penyedia informasi dan teknologi bagi petani dalam meningkatkan ekonominya serta kemanfaatan untuk masyarakat maka diperlukan usaha yang dapat menunjang tugas tersebut. Karena itu diperlukan usaha untuk pemenuhan di masing-masing keluarga dengan mengusahakan kesadaran masyarakat untuk pemenuhan pangan dengan jalan salah satunya adalah pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan harian. Untuk itu BPP kecamatan Ngunut berinisiatif melakukan kegiatan dem pemanfaatan pekarangan di BPP sebagai penyampaian contoh teknologi yang dapat dilakukan masyarakat. Diharapkan dengan adanya dem BPP ini dapat digunakan sebagai tempat belajar bagi petani khususnya dan masyarakat umumnya. Selanjutnya bentuk pemanfaatan pekarangan BPP dipilih budidaya sayuran dengan teknologi hidroponik. Teknologi ini dipilih dengan alasan hasil sayuran melalui budidaya hidroponik jauh lebih baik secara kualitas maupun kuantitas.

Dalam sesi diskusi disampaikan dukungan para pengurus gapoktan desa dan lebih antusias lagi mereka ingin kegiatan ini tidak hanya dilakukan di BPP saja namun juga mereka berharap ada dem di tingkat desa melalui gapoktan sehingga dapat segera tersampaikan rakitan teknologi serta contoh hasil dari budidaya hidroponik kepada lapisan masyarakat pedesaan.

Jumat, 15 Februari 2013


PENGHEMATAN PENGGUNAAN PUPUK DENGAN MENGGUNAKAN BAGAN WARNA DAUN (BWD)

1. Pendahuluan
Pertumbuhan tanaman yang baik dan hasil yang tinggi membutuhkan suplai nitrogen (N) yang cukup, bila suplai N tak cukup tanaman akan mengalami kekurangan N, yang ditunjukkan oleh pertumbuhan organ dan keseluruhan tanaman yang tidak normal. Gejala kekurangan N yang paling jelas dan biasa terlihat adalah berkurangnya warna hijau dari dedaunan (chlorosis), yang umumnya agak terdistribusi merata pada keseluruhan daun. Daun menjadi lebih pucat, menguning, dan pada kondisi kekurangan N yang gawat menjadi mati. Pada tanaman serealia, kekurangan N ditandai oleh berkurangnya anakan; jumlah malai per satuan luas dan juga jumlah gabah per malai berkurang. Karena itu, pertumbuhan dan hasil tanaman, khususnya padi, berhubungan erat dengan warna hijau dari daun.
Efisiensi penggunaan pupuk N rendah, hanya 19-47% dari N yang diberikan bisa diserap tanaman padi. Pemberian N yang tepat waktu ke tanaman adalah suatu usaha yang dapat meningkatkan efisiensi N, sedangkan tiga kali pemberian pupuk N pada padi sawah biasa disarankan untuk mendapatkan efisiensi yang lebih tinggi. Disamping itu, mengetahui kapan tanaman padi benar-benar memerlukan tambahan pupuk N akan sangat membantu, dan ini dapat memberikan peningkatan efisiensi serapan N yang nyata; dan ini dapat dilakukan dengan memonitor warna daun tanaman padi.
Warna daun adalah suatu indikator yang berguna bagi kebutuhan pupuk N tanaman padi. Daun yang bewarna pucat atau hijau kekuningan menunjukkan bahwa tanaman kekurangan N. Terdapat dua metoda pengukuran warna daun dengan mudah dilapang; menggunakan peralatan mesin dan menggunakan alat sederhana. Beberapa alat pengukur ini mempunyai kekurangan seperti kerusakan pada tanaman, memerlukan peralatan yang mahal, dan kesulitan dalam pengukuran.
Skala warna, yang tersusun dari suatu seri warna hijau, dari hijau kekuningan sampai hijau tua, sesuai dengan warna-warna daun di lapang, dapat digunakan untuk mengukur warna daun. Bila suatu nilai warna daun lebih rendah dari batas kritis tertentu, maka tanaman memerlukan pupuk N tambahan. Bagan Warna Daun (BWD) yang didistribusikan oleh CREMNET-IRRI untuk tanaman padi, adalah suatu alat yang sederhana, mudah digunakan dan tidak mahal, untuk menentukan waktu pemupukan N pada tanaman padi. Alat ini cocok untuk mengoptimalkan penggunaan N, untuk berbagai sumber pupuk N yang diberikan. Alat ini terdiri dari empat warna hijau, dari hijau kekuningan sampai hijau tua. BWD ini lah yang ingin kita kenalkan secara luas pada komunitas pertanian di NAD, termasuk para penyuluh dan petani. Lebih jauh, tulisan ini juga dimaksudkan untuk memberikan pengertian tentang pentingnya pemupukan N pada tanaman padi dan dasar pengertian tentang penggunaan BWD.

2. Pesan kunci :
§  Waktu pemupukan N yang tepat pada tanaman dapat meningkatkan efisiensi
§  Gejala kekurangan N paling jelas dan umum adalah berkurangnya warna hijau dari daun
§  BWD merupakan alat sederhana yang mudah digunakan dan murah, untuk menentukan waktu pemupukan N pada tanaman padi

3. Penggunaan Pupuk secara  Hemat
Prinsip Penggunaan Pupuk Secara Hemat :
§   Menentukan takaran, waktu, dan cara pemupukan yang tepat menurut lokasi dan musim tanam.
§   Berdasarkan target hasil dan ketersediaan hara dlm tanah
§   Murah dan mudah dilakukan.
§   Dapat dikerjakan sendiri oleh petani

4. Alat bantu pengukur status hara tanah
   Bagan Warna Daun (BWD)  untuk N
   Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)
   Uji Petak Omisi (N, P, K, S)
   Peta status hara skala 1 : 50.000.
   Riwayat penggunaan pupuk dan hasil yang biasa dicapai petani.
   Rekomendasi pemupukan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 40/2007.

5. Bagan Warna Daun (BWD)
Pada BWD terdapat empat skala warna, masing-masing warna mencerminkan tingkat kehijauan daun dan status N pada tanaman padi.





6. Cara Melakukan Pemupukan Secara Hemat Dengan BWD
   Pilih lima daun secara acak pada setiap petak sawah
   Daun yang di ukur adalah yang sudah terbuka penuh
   Bandingkan bagian tengah daun tersebut dengan BWD
   Pada saat melakukan pengukuran, daun harus terlindung dari sinar matahari , dapat menggunakan tubuh, payung dll
   Nilai hasil pengukuran dicatat dan dirata-ratakan
   Jika hasil rata-rata kurang dari 4 maka perlu segera diberikan tabahan pupuk N
   Jika hasil rata-rata sama dengan 4 maka tidak perlu di tambah pupuk
   Pengukuran warna daun dilakukan setiap tujuh hari mulai 14 hari setelah tanam

7. Pemupukan  N  Susulan Berdasar Hasil BWD



Pembacaan BWD
Target hasil
7ton/ Ha
8 Ton/ Ha
9 Ton/ Ha
Dosis pemupukan Urea (Kg/Ha)
Pemupukan N  ke-2 (21-28 HST)
BWD≤ 3,0
125
150
175
BWD = 3,5
100
125
150
BWD ≥ 4,0
50
50
75
Pewmupukan N ke 3 (35-45 HST)
BWD≤ 3,0
125
150
175
BWD = 3,5
100
125
150
BWD ≥ 4,0
50
50
75


Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi




Persiapan penggunaan BWD



Cara penggunaan BWD















Minggu, 27 Januari 2013

PENGENDALIAN HAMATIKUS DILAHAN SAWAH DESA PURWOREJO KECAMATAN NGUNUT TAHUN 2013


PENGENDALIAN HAMATIKUS DILAHAN SAWAH
 DESA PURWOREJO KECAMATAN NGUNUT TAHUN 2013

Dalam rangka Penigkatan Stok beras Nasional berbagi cara dilakukan Pemerintah untuk menunjang keberhasilan petani dalam meningkatkan hasil panen. Semua dilakukan guna menjaga stabilitas keamanan Negara kususnya mahalnya harga beras . Untuk meningkatkan Hasil panen yang maksimal Pemerintah menemukan  jenis-jenis benih padi baru dan dibarengi dengan teknologi baru pula. Namun semua upaya tersebut diatas harus diimbangi dengan peningkatan Pengetahuan Prilaku dan Sikap petani itu sendiri memalui Penyuluhan Pertanian yang di lakukan seorang PPL ( Penyuluh Pertanian Lapangan ). Kesiapan dan kesigapan petani dalam pemeliharaan tanaman sangat perlu ditingkatan dengan  pencegahan segala bentuk OPT. Salah satu musuh petani adalah Tikus. Meski sistim penerapan pemeliharan budidaya tanaman padi bagus kalau meremehkan hama tikus tentu hasilnya tidak bisa sesuai harapan. Apa lagi bila tikus menyerang sisaat tanaman padi mulai berbuah, tentu kerugian petani sangatlah besar. Untuk antisipasi tikus meraja lela di lahan pertanian kususnya padi, pada hari rabu tanggal 16 Januari 2013  3 kelompok tani ( Dukuh makmur, Pati makmur dan Simber Asih ) di Desa purworejo Kecamatan Ngunut bersama-sama membasmi hama tikus. Dengan kerja serentak ini diharapkan akan bisa mengurangi pertumbuhan tikus secara siknifikan. Kita tidak bisa membayangkan betapa susahnya petani bila samapai gagal panen karena terserang tikus. Untuk mengatasi hama tikus memang kita tidak bisa sendiri, namun bila kita bekerja secara bersama-sama akan membuahkan hasil dan mematahkan berkembangnya tikus dilahan sawah. Dengan dibantu anak Prakerin dari SMKN 1 Boyolangu jurusan Pertanian akan mempercepat selesainya keggiatan tersebut. Selain sebagai praktek juga sebagai bekal bila siswa terjun kemasyarakat. Sebagai orang dewasa kita harus mengarahkan siswa untuk melakukan hal yang positif karena mereka generasi penerus bangsa juga menghindarkan dari Pengaruh Narkoba. 

 Persiapan pembagian racun tikus

Karena sistim kerja obat tikus jenis klerat sistemik membuat petani agak kawatir tidak berhasil. Namun selang 1 minggu telah menunjukkan hasil dengan ditemukannya banyak tikus yang mati. Petani berharap untuk membasmi tikus akan diulang lagi secara serentak 1 bulan lagi. Dengan membasmi tikus sampai anak-anaknya di harapkan Desa Purworejo terhindar dari serangan tikus. Masih banyak lagi musuh petani disawah selain tikus, namun dengan SLPTT Petani diharapkan mampu melakukan tindakan  Pencegahan untuk mengatasi berkembangnya penyakit yang menyerang padi. Semoga peran PPL unutk mendampingi petani akan membuahkan hasil yang memuaskan guna menciptakan Negara kita Swasembada pangan.

Rabu, 16 Januari 2013


PRAKERIN SMKN I BOYOLANGU DI LOKASI KELOMPOK TERNAK ‘’  LEMBU AGUNG ‘’ DESA PURWOREJO KECAMATAN NGUNUT 
 TAHUN 2013
Dalam rangka peningkatan Pengetahuan Ketrampilan dan Sikap ( PKS ) perlu ditingkatkan agar supaya petani mampu melaksanakan dalam kesehariannya. Tidak menutup kemungkinan bagi siswa SMKN 1 Boyolangu yang Prakerin ( Praktek Kerja Industri ) perlu kita bina dalam PKS nya,  sebagai bekal di sekolahan setelah selesainya  Prakerin  serta sebagai bekal setelah terjun kemasyarakat. Sesuai surat dari SMKN 1 Boyolangu no. 423.4/349.32/104.406/2012  tanggal 12 Desember 2012   BPP Ngunut mendapatkan  18 siswa Prakerin terdiri dari ( 13 siswa bidang Pertanian berlokasi di BPP ngunut dan 5 siswa bidang Peternakan di lokasi Kelompok ternak “ Lembu Agung “. Sedangkan pelaksanaan di mulai tanggal 09 Januari s.d 30 Maret 2013.
Prakerin siswa SMKN I Boyolangu dikelompok ternak Lembu Agung semata-mata untuk mengasah ilmu yang didapatkan di sekolahan secara teori dan sekarang di praktekkan di kelompok ternak. Namun demikian PPL selalu mendampingi untuk memberikan Teori dan Praktek yang belum didapatkan di sekolahan. Prakerin ini kita buat sedemikian rupa agar supaya siswa tidak merasa jemu serta kita buat kesepakatan Prakerin dan juga dibuat  tata tertib untuk melatih siswa disiplin. Sebagai acuan Prakerin kita buat jadwal palang.
Adapun Jadwal Palang Kegiatan Prakerin Sebagai Berikut

No
Kegiatan
Januari
Pebruari
Maret


1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Perkenalan pengurus & survey kandang












2
Visi dan misi usaha ternak sapi












3
Pemberian pakan pada sapi












4
Memandikan ternak












5
Recording












6
Kebersihan kandang












7
Perawatan kutu dan kuku  sapi












8
Teori pembuatan Konsentrat












9
Pembuatan pakan konsentrat












10
Pengukuran BB sapi dengan Pita ukur












11
Pemberian Vitamin












12
Pembuatan Jamu sapi












13
Pengamatan Umur sapi












14
Materi IB ( Inseminasi Buatan )












15
Praktek IB ( Inseminasi Buatan )












16
Materi PKB ( Pemeriksaan Kebuntingan )












17
Praktek PKB (Pemeriksaan Kebuntingan)












18
Survei Pasar sapi












19
Pembuatan Pupuk  Padat dan Cair












20
Pembuatan Amoniasi Jerami












21
Evaluasi Kegiatan












 NB . Jadwal tersebut  diatas bisa di tambah sesuai kondisi dilapangan.                                                                            
                                                                                               
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa juga kita siapkan pretest.

pretest
PRAKERIN  SMKN1  BOYOLANGU  DILOKASI  KELOMPOK  TERNAK ’ LEMBU AGUNG ‘’ DESA PURWOREJO KECAMATAN NGUNUT  TAHUN 2013
1 .SEBUTKAN CIRI-CIRI SAPI MINTA KAWIN……………………
A.
B.
C
2. SEBUTKAN KEUNGGULAN IB ( INSEMINASI BUATAN )…………..                                
A.
B.
C.
3. SEBUTKAN  SYARAT PEMBUATABN PAKAN KONSENTRAT…………..
A.
B.
C.
4. SEBUTKAN CIRI-CIRI PEMILIHAN  SAPI  INDUK PRODUKTIF…………..
A.
B.
C.
5. SEBUTKAN CIRI-CIRI TERNAK TERSERANG PENYAKIT CACING………….
A.
B.
C.
6. SEBUTKAN PERBEDAAN SAPI POTONG DENGAN SAPI PERAH…………
-
-
-
-
7. BERAPA LAMA MASA BUNTING SAPI……………
8. BERAPA USIA SAPI PEDET LEPAS SAPI……………..
9. DIANAMAKAN  APA SUSU YANG BARU KELUAR PERTAMA KALI SETELAH PEDET            LAHIR……………..
10.  DALAM SUHU BERAPA SEMEN BEKU ( STROW ) DISIMPAN…………


 Serah terima guru pendamping ke lokasi kelompok ternak Lembu Agung




Kebersihan sekitar kandang



 Menjaga kebersihan kandang



Contoh Ternak Kelompok Lembu Agung