Rabu, 09 Januari 2013

PELAKSANAAN SLPTT PADI DI DESA PURWOREJO KECAMATAN NGUNUT


PELAKSANAAN   SLPTT  PADI DI DESA PURWOREJO KECAMATAN NGUNUT
I.                   LATAR BELAKANG

Tanaman padi di Desa Purworejo, Kecamatan Ngunut,Tulungagung merupakan komoditas dominan yang diusahakan petani. Padi ditanam di lahan sawah irigasi teknis. Dalam rangka pembelajaran serta untuk mensukseskan P2BN, maka produktivitas padi di Desa Purworejo perlu lebih ditingkatkan dan dimantabkan . Masalah berusahatani pada saat ini adalah langkanya pupuk anorganik, mahalnya biaya saprodi dan kecenderungan produktivitasnya menurun. Selain itu, peluang untuk mendapatkan pupuk anorganik dengan jumlah yang cukup serta harga yang terjangkau semakin tipis, karena suplai pupuk dari pemerintah terbatas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka petani harus mulai membiasakan menggunakan pupuk organic (membuat pupuk sendiri ) dan bertani secara efisien.
Dengan Kegiatan SLPTT, diharapkan usaha pada sawah akan dapat dikelola dengan baik, produksi lebih meningkat dan mantab serta adanya perbaikan/pendapatan. Serta petani Desa Purworejo bisa meningkatkan PKS ( Pengethuan Ketrampilan dan Sikap ).


II.                MASALAH AKAR DAN ANTISIPASI
Melalui observasi lapangan yang telah dilaksanakan pada bulan September 2008 oleh BPTP Malang, maka akar permasalahan yang ditemui dan solusi/antisipasi masalah pada usahatani padi di Desa Purworejo adalah sebagai berikut (Tabel 1 ) :
Tabel 1. Akar masalah dan antisipasinya pada usahatani padi di Desa Purworejo, Kecamatan Ngunut

Peringkat
Masalah
Akar masalah
Solusi/antisipasi
1
Penggunaan benih per ha berlebihan
Penggunaan benih berdasarkan kebutuhan, mengacu pada jumlah benih sebesar 30kg/ha tanam tegel dan tanam legowo 40kg/ha
2
Umur bibit yang ditanam terlalul tua
Tanam bibit umur < 20 hari
3
Jumlah bibit per rumpun antara 4-6 batang
Jumlah bibit per rumpun antara 1 batang (untuk hibrida) dan 2-3 batang (untuk inhihbrida)
4
Penggunaan pupuk organic jarang digunakan pada musim hujan.
Penggunaan pupuk organic optimal 2 ton/ha, dibuat pada musim kemarau.
5
Penggunaan pupuk anorganik (khususnya N) berlebihan.
Penggunaan pupuk anorganik secara rasional dan penggunaan BWD
6
Untuk menentukan rekomendasi pemupukan berdasarkan kebiasaan.
Penggunaan PUTS dan BWD
7
Drainase saat musim hujan buruk, sehingga timbul gejala asem-aseman.
Penggunaan pupuk ZnS04 15 kg atau pupuk Za 150kg/ha (pupuk dasar)
Data : BPTP Malang TH.2008
Melalui SLPTT, maka akar masalah tersebut akan dicoba untuk diantisipasi, yaitu melalui penyadaran secara perlahan, sehingga sikap dan perilakunya berubah.


III.             PRINSIP dan Azas SLPTT

Sekolah lapangan pada dasarnya menganut beberapa prinsip, yaitu : (1) belajar dilakukan di lahan, (2) Dinamis (mengikuti perkembangan permasalahan dan kondisi sosial ekonomi serta spesifik lokasi), (3) partisipatif (membuka kesempatan pada petani untuk memberi saran penyempurnaan). Azas sekolah lapangan yaitu : (a) Sawah sebagai sarana belajar, (b) Belajar melalui pengalaman dan penemuan sendiri, (c) Pemahaman agroekosistem sawah, (d) Belajar dengan menggunakan metode yang praktis, (e) kurikulum didasarkan pada ketrampilan yang dibutuhkan.
MOTTO :
MENDENGAR, SAYA LUPA;MELIHAT,SAYA INGAT;MELAKUKAN,SAYA PAHAM;MENEMUKAN SENDIRI,SAYA YAKINI DAN SAYA KUASAI

IV.             LOKASI, WAKTU DAN PESERTA SLPTT

SLPTT akan dilakukan pada MH 2012/2013 selama satu musim tanam padi. Lokasi SLPTT adalah hamparan lahan sawah irigasi milik petani seluas kurang lebih 20 Ha yang terletak di Desa Purworejo. Sebagai peserta SLPTT adalah para anggota kelompok tani yang tergabung dalam kelompok tani Dukuh Makmur.

V.                PEMANDU DAN KEGIATAN INTI SLPTT

Sebagai pemandu harian SLPTT adalah penyuluh swadaya (2 orang) yang merupakan unsure PP Swadaya dibantu oleh 1 orang Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL), dan didukung oleh Tim BPP Ngunut. Pada dasarnya kegiatan inti SLPTT adalah sebagai berikut : (1) Kegiatan dimulai pada jam 07.00 dan diakhiri pada jam 12.00, (2) Sebelum petani ke lapangan, maka perlu dilakukan kesepakatan kerja yang akan dilakukan, (3) Pengamatan agroekosistem sawah, (4) Mencatat dan atau menggambar hasil pengamatan tersebut, (5) Diskusi kelompok dan diskusi pleno, (6) Evaluasi pencapaian hasil hari ybs,



VI.             BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan dalam pelaksanaan SLPTT adalah : Benih padi varietas Hibrida DG I, pupuk kompos/bokhasi dan pupuk anorganik (urea, dan phonska) dan rodentisida. Alat yang telah disiapkan BPP Ngunut meliputi, alat ubinan, timbangan, PUTS dan BWD.

JADWAL PERTEMUAN PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANGAN(SL- PTT )
 TAHUN 2012-2013 DESA PURWOREJO NGUNUT
Pertemuan
ke
Tanggal
Umur Tanaman (HST)
Topik dan Kegiatan
Keterangan
1
05-12-2012
-
Penaburan benih (persemaian) Persiapan lahan dan penyerentaan tanam
Juknis PTT
2
21-12-2012
(- 1 -  0 )
Pemupupukan dasar,cabut bibit, cara tanam,populasi,pengaturan irigasi
Juknis PTT
3
31-12-2012
10
Penyulaman tanaman yang mati, konsep PHT, pengenalan OPT dan musuh alami
Juknis PTT
4
04-01-2013
14
Pemahaman agroekosistem, pengamatan anakan aktif I, Pengamatan OPT dan musuh alami, pengairan I, BWD
Juknis PTT
5
10-01-2013
20
Pemupupukan I dan penetuan ambang ekonomi OPT
Juknis PTT
6
21-01-2013
30
Pengendalian Gulma, BWD
Juknis PTT
7
31-01-2013
40
Pemupukan  ke II
Juknis PTT
8
15-02-2013
55
Pengamatan premordia bunga, BWD
Juknis PTT
9
12-03-2013
80
Pengendalian OPT dan pengamatan jumlah anakan produktif
Juknis PTT
10
02-04-2013
100
Panen, perhitungan hasil panen
Juknis PTT
Keterangan : HST = hari setelah tanam
Penggunaan BWD pada umur 14,  30,  dan 55 HST 


Persemaian SLPTT Desa Purworejo, kec Ngunut



Pelaksanaan Tanam SLPTT Desa Purworejo, Kec. Ngunut
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar