PELAKSANAAN SLPTT PADI DI DESA PURWOREJO KECAMATAN NGUNUT
I.
LATAR BELAKANG
Tanaman
padi di Desa Purworejo, Kecamatan Ngunut,Tulungagung merupakan komoditas
dominan yang diusahakan petani. Padi ditanam di lahan sawah irigasi teknis.
Dalam rangka pembelajaran serta untuk mensukseskan P2BN, maka produktivitas
padi di Desa Purworejo perlu lebih ditingkatkan dan dimantabkan . Masalah
berusahatani pada saat ini adalah langkanya pupuk anorganik, mahalnya biaya
saprodi dan kecenderungan produktivitasnya menurun. Selain itu, peluang untuk
mendapatkan pupuk anorganik dengan jumlah yang cukup serta harga yang
terjangkau semakin tipis, karena suplai pupuk dari pemerintah terbatas. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut, maka petani harus mulai membiasakan
menggunakan pupuk organic (membuat pupuk sendiri ) dan bertani secara efisien.
Dengan
Kegiatan SLPTT, diharapkan usaha pada sawah akan dapat dikelola dengan baik,
produksi lebih meningkat dan mantab serta adanya perbaikan/pendapatan. Serta
petani Desa Purworejo bisa meningkatkan PKS ( Pengethuan Ketrampilan dan Sikap
).
II.
MASALAH AKAR DAN ANTISIPASI
Melalui
observasi lapangan yang telah dilaksanakan pada bulan September 2008 oleh BPTP
Malang, maka akar permasalahan yang ditemui dan solusi/antisipasi masalah pada
usahatani padi di Desa Purworejo adalah sebagai berikut (Tabel 1 ) :
Tabel 1. Akar masalah
dan antisipasinya pada usahatani padi di Desa Purworejo, Kecamatan Ngunut
Peringkat
Masalah
|
Akar masalah
|
Solusi/antisipasi
|
1
|
Penggunaan
benih per ha berlebihan
|
Penggunaan
benih berdasarkan kebutuhan, mengacu pada jumlah benih sebesar 30kg/ha tanam
tegel dan tanam legowo 40kg/ha
|
2
|
Umur
bibit yang ditanam terlalul tua
|
Tanam
bibit umur < 20 hari
|
3
|
Jumlah
bibit per rumpun antara 4-6 batang
|
Jumlah
bibit per rumpun antara 1 batang (untuk hibrida) dan 2-3 batang (untuk inhihbrida)
|
4
|
Penggunaan
pupuk organic jarang digunakan pada musim hujan.
|
Penggunaan
pupuk organic optimal 2 ton/ha, dibuat pada musim kemarau.
|
5
|
Penggunaan
pupuk anorganik (khususnya N) berlebihan.
|
Penggunaan
pupuk anorganik secara rasional dan penggunaan BWD
|
6
|
Untuk
menentukan rekomendasi pemupukan berdasarkan kebiasaan.
|
Penggunaan
PUTS dan BWD
|
7
|
Drainase
saat musim hujan buruk, sehingga timbul gejala asem-aseman.
|
Penggunaan
pupuk ZnS04 15 kg atau pupuk Za 150kg/ha (pupuk dasar)
|
Data
: BPTP Malang TH.2008
Melalui SLPTT, maka
akar masalah tersebut akan dicoba untuk diantisipasi, yaitu melalui penyadaran
secara perlahan, sehingga sikap dan perilakunya berubah.
III.
PRINSIP
dan Azas SLPTT
Sekolah
lapangan pada dasarnya menganut beberapa prinsip, yaitu : (1) belajar dilakukan
di lahan, (2) Dinamis (mengikuti perkembangan permasalahan dan kondisi sosial
ekonomi serta spesifik lokasi), (3) partisipatif (membuka kesempatan pada
petani untuk memberi saran penyempurnaan). Azas sekolah lapangan yaitu : (a)
Sawah sebagai sarana belajar, (b) Belajar melalui pengalaman dan penemuan
sendiri, (c) Pemahaman agroekosistem sawah, (d) Belajar dengan menggunakan
metode yang praktis, (e) kurikulum didasarkan pada ketrampilan yang dibutuhkan.
MOTTO
:
MENDENGAR,
SAYA LUPA;MELIHAT,SAYA INGAT;MELAKUKAN,SAYA PAHAM;MENEMUKAN SENDIRI,SAYA YAKINI
DAN SAYA KUASAI
IV.
LOKASI,
WAKTU DAN PESERTA SLPTT
SLPTT
akan dilakukan pada MH 2012/2013 selama satu musim tanam padi. Lokasi SLPTT
adalah hamparan lahan sawah irigasi milik petani seluas kurang lebih 20 Ha yang
terletak di Desa Purworejo. Sebagai peserta SLPTT adalah para anggota kelompok
tani yang tergabung dalam kelompok tani Dukuh Makmur.
V.
PEMANDU
DAN KEGIATAN INTI SLPTT
Sebagai
pemandu harian SLPTT adalah penyuluh swadaya (2 orang) yang merupakan unsure PP
Swadaya dibantu oleh 1 orang Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL), dan didukung oleh
Tim BPP Ngunut. Pada dasarnya kegiatan inti SLPTT adalah sebagai berikut : (1) Kegiatan
dimulai pada jam 07.00 dan diakhiri pada jam 12.00, (2) Sebelum petani ke
lapangan, maka perlu dilakukan kesepakatan kerja yang akan dilakukan, (3)
Pengamatan agroekosistem sawah, (4) Mencatat dan atau menggambar hasil
pengamatan tersebut, (5) Diskusi kelompok dan diskusi pleno, (6) Evaluasi
pencapaian hasil hari ybs,
VI.
BAHAN
DAN ALAT
Bahan
yang digunakan dalam pelaksanaan SLPTT adalah : Benih padi varietas Hibrida DG
I, pupuk kompos/bokhasi dan pupuk anorganik (urea, dan phonska) dan
rodentisida. Alat yang telah disiapkan BPP Ngunut meliputi, alat ubinan,
timbangan, PUTS dan BWD.
JADWAL PERTEMUAN
PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANGAN(SL- PTT )
TAHUN 2012-2013 DESA PURWOREJO NGUNUT
Pertemuan
ke
|
Tanggal
|
Umur Tanaman
(HST)
|
Topik dan
Kegiatan
|
Keterangan
|
1
|
05-12-2012
|
-
|
Penaburan
benih (persemaian) Persiapan lahan dan penyerentaan tanam
|
Juknis PTT
|
2
|
21-12-2012
|
(- 1 - 0 )
|
Pemupupukan
dasar,cabut bibit, cara tanam,populasi,pengaturan irigasi
|
Juknis PTT
|
3
|
31-12-2012
|
10
|
Penyulaman
tanaman yang mati, konsep PHT, pengenalan OPT dan musuh alami
|
Juknis PTT
|
4
|
04-01-2013
|
14
|
Pemahaman
agroekosistem, pengamatan anakan aktif I, Pengamatan OPT dan musuh alami,
pengairan I, BWD
|
Juknis PTT
|
5
|
10-01-2013
|
20
|
Pemupupukan
I dan penetuan ambang ekonomi OPT
|
Juknis PTT
|
6
|
21-01-2013
|
30
|
Pengendalian
Gulma, BWD
|
Juknis PTT
|
7
|
31-01-2013
|
40
|
Pemupukan ke II
|
Juknis PTT
|
8
|
15-02-2013
|
55
|
Pengamatan
premordia bunga, BWD
|
Juknis PTT
|
9
|
12-03-2013
|
80
|
Pengendalian
OPT dan pengamatan jumlah anakan produktif
|
Juknis PTT
|
10
|
02-04-2013
|
100
|
Panen,
perhitungan hasil panen
|
Juknis PTT
|
Keterangan : HST = hari setelah tanam
Penggunaan BWD pada umur 14, 30, dan 55 HST
Persemaian SLPTT Desa Purworejo, kec Ngunut
Pelaksanaan Tanam SLPTT Desa Purworejo, Kec. Ngunut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar